PERTEMUAN KE-29. PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI. GELOMBANG 23 & 24. Dengan Tema "Blog sebagai Sarana Pembelajaran"

"Telah tiba saat berpisah, pisah hanya dilahirkan, dihati kita tetap bersatu, karena Tri Satyaku satu, dalam hati kita tetap ingat  ,pada janji baktiku, pun tak lupa aku bersyukur, pada-Mu  Tuhanku yang luhur", aku bernyanyi lirih sambil menunggu materi dari narasumber hebat pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI asuhan OmJay gelombang 23 dan 24 pertemuan ke 29.

"Sudah tinggal 2 pertemuan lagi ya Bu?", tanya suamiku. 

"Ya Pak ... tinggal 2 kali pertemuan lagi sudah selesai, tinggal menyusun tulisan di word untuk  dijadikan buku solo", jawabku.

"Alhamdulillah, semoga dalam menerbitkan buku solo diberi kemudahan dan kelancaran disetiap langkah", ucap suamiku. 

"Terima kasih atas doanya Pak", jawabku.

Selanjutnya kami pun menyimak materi dari narasumber hebat malam ini.


Narasumber kali ini sungguh di luar dugaan. Mengapa? Karena narasumber kali ini adalah seorang Wanita Hebat Mayor Nani Kusmiyati, S.Pd, M.M, CTMP. Dan dimoderatoi oleh Bapak Dail Ma'ruf. Pada Rabu malam, 23 Maret 2022 pukul 19.00 WIB.

Biodata narasumber 


Menulis di blog sama halnya seperti kita menulis dibuku catatan. Berbeda namun memiliki manfaat yang sama yaitu menuangkan buah pikiran kita sendiri maupun pelajaran yang kita dapatkan dari sumber lain. Sumber lain itu dapat berupa buku, digital book, pengalaman orang lain maupun ilmu yang kita dapatkan dari guru, ketika kita masih belajar di bangku sekolah maupun kuliah.

Blog bukanlah sesuatu hal yang tabu karena hampir setiap orang mengenal tentang blog. Bahkan bertahun-tahun yang lalu para penulis kaum akademia juga menggunakan blog untuk mengekspresikan ide, pengalaman dan ilmu. 

Blog sama halnya seperti buku diari atau catatan pribadi, untuk mengingat hal atau kejadian penting dan menarik yang kita alami saat ini maupun saat yang lalu/ lampau. Bedanya jika blog tidak akan hilang karena robek atau tulisan buram akibat tinta yang luntur. 

Masa lampau dengan adanya dokumentasi berupa foto-foto akan mudah mengingat kembali menjadi sebuah cerita nyata (true story). Sedangkan kejadian dimasa kini akan lebih mudah dituliskan di blog karena kejadian yang dialami masih fresh untuk mengingatnya. Menulis di blog tidak harus selalu menggunakan laptop, menggunakan HP pun bisa. 

Bagaimana jika kita benar-benar sibuk dan tidak ada waktu menuliskan poin-poin tersebut menjadi karya yang dapat dinikmati sendiri maupun orang lain? Dan bagaimana jika tiba-tiba tidak ada mood untuk menuliskannya?

Yaps dua pertanyaan tersebut sudah pasti pernah dialami bapak dan ibu termasuk narasumber kita pada malam hari ini. Nih solusinya, jika kita kurang memiliki waktu luang karena kesibukan yang menumpuk, usahakan menulis satu point atau penjelasan mengenai kejadian-kejadian tertentu. Dilanjutkan lagi penjelasan berikutnya dilain waktu. 

Blog dapat menjadi sarana belajar, terutama belajar  menulis (writing). Bagaimana menyusun kalimat yang benar dan menarik hingga menjadi paragraf per paragraf yang memiliki makna. Sebagai guru, blog dapat menjadi salah satu alternatif di dalam mengajar.

Bagi guru blog bisa sebagai media pembelajaran bagi dirinya sendiri dengan menuliskan inovasi di dalam mengajar baik berupa teknik mengajar maupun materi ajaran. Blog adalah salah satu media yang dalam kategori "aman" untuk menyimpan materi pelajaran karena tidak akan terkena virus, seperti kita menyimpan di flash disk. Yang terpenting tidak lupa nama blog dan password-nya.

Writing/ menulis termasuk salah satu skill yang tersulit karena budaya menulis masih di dominasi kaum akademia atau pegiat literasi. Jika untuk siswa, biasanya kurang begitu memahami bahasa Inggris karena level bahasa Inggris elementary. Biasanya bisa menggunakan google translate untuk membantu mengerti isi dari bacaan/ reading. Kemudian menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.

Bagi yang benar-benar level begginer/ pemula, biasanya mereka membuat kalimat dalam bahasa Indonesia dengan berpedoman SPOK (Subyek, Predikat, Obyek dan Kata keterangan), untuk diterjemahkan dengan google translate guna mengetahui bahasa Inggrisnya.

Gunakan media yang dianggap mudah untuk meningkatkan ilmu dengan berbagi kebaikan. Media yang sulit perlu dipelajari dan di pahami jika memang media tersebut akan banyak memberikan manfaat. Jika dianggap tidak memiliki manfaat, sebaiknya ditinggalkan.

Tips agar tulisan di blog kita banyak dikunjungi, seringlah share link ke group belajar lain, teman-teman atau keluarga yang kita anggap mereka akan menyukai topik yang ada di blog kita. Menulis blog sudah pasti memiliki resikonya. Mengapa demikian? Karena bisa saja hanya sedikit yang membaca atau memberikan komentar yang kurang baik. Nah kita jangan memperdulikan hal tersebut, yang terpenting kita sharing untuk berbagi ilmu.

Untuk menjadi narasumber tidaklah sulit, asalkan kita belajar dan memahami topik atau tema yang akan kita sampaikan. Banyak sekali referensi yang dapat membantu seperti internet, buku bahkan pengalaman orang lain. 

Narasumber-narasumber sebelumnya juga selalu memberikan tips yang mudah untuk menulis, seperti lihatlah foto yang ada di album, Mengapa? Karena dengan melihat kita bisa menceritakan bahkan mendeskripsikan foto tersebut menjadi sebuah cerita dan informasi. 

Menulis di blog dengan disiplin dan konsisten insya Allah kita bisa menyicil untuk menerbitkan buku karya sendiri. 

Menulis di blog/ memiliki blog sendiri, bisa kita ajarkan kepada siswa-siswi kita. Sebagai pengajar tentu kita menginginkan anak didik kita juga mempelajari hal yang baru. Membuat blog tidak sesulit yang dipikirkan asalkan sekolah atau dari pribadi anak didik kita memiliki fasilitasnya seperti HP, Komputer atau  laptop.

Berikut ini adalah komentar saya di blog yang Bu Nina share pada saat menjadi narasumber  pertemuan  ke 29 .Biarpun tidak sesuai dengan materinya tetapi tulisan tersebut saya salin diresume ini sebagai kenang-kenangan. 

1. Read and comprehend, then tell your friends about this reading with your own sentences.

University is no longer a luxury for most Indonesian people, most young people in Indonesia can take university levels after graduating from high school.

at university, they can choose the focus of the science they are interested in. from the mastery of this knowledge they will use in the world of work. For example, in China, many international companies only accept undergraduates.

In China, many young people study hard in college because of the dreams of their parents, even for two generations namely their grandparents and their parents.

It is undeniable that university is the dream of most people to achieve the goal of achieving a better life


2. Write your own idea about the topic above.

Studying in college is a privilege for students, because not many people can participate in these learning activities. Graduates from this institution are expected to have more complex competencies than those from lower educational institutions. As stated in Government Regulation Number 19 of 2005 Article 26 paragraph 42, the competency standards of graduates at the higher education level aim to prepare students to become members of society who have noble character, have knowledge, skills, independence, and attitudes to discover, develop, and apply knowledge. , technology, and arts that are beneficial to humanity.

If in primary and secondary education only education and teaching are given, then at the higher education level, in addition to education and teaching, mastery in the field of research and community service is also required. These three aspects are known by the higher education community as tri dharma (three tasks of life). A university is not an institution that only provides education and teaching, it is not just doing research, and not only solving problems faced by society. The three cannot be separated, because one affects the performance of the other.

Students as learners in higher education are required not only to have technical skills. They should have the power and frame of mind as well as a certain mental attitude and personality, which Suwardjono calls a scholarly or intellectual personality. With this personality, university graduates have broad insight, different from those who do not receive higher education, in dealing with problems in society. However, in reality, the scholar's personality is currently not developed in the student environment. Their way of learning is still the same as when they were at the lower level of education. The current state of learning in higher education has not been able to significantly change their academic insight and behavior. This fact was discovered by the author while accompanying student learning to date.

When talking with some of the lecturers, they also found the same thing. Suwardjono from Gajah Mada University Yogyakarta is one of the lecturers who intensely observes these conditions, writes down the results of his observations and then publishes them to the academic community. More than thirteen years in his observations, he found the same conditions of learning culture among students. A condition that is not conducive to creating an academic, professional and scientific atmosphere that should be attached to a higher education institution. Several students who conducted research on the learning culture and reading interest of STAIN Kediri students at the end of 2008, found results that confirmed the above reality. Student learning culture is low, and many read books solely to do assignments given by lecturers.

Based on this research, we can find the reality that not all students in higher education can apply the learning culture as expected at the university.

"Materi hari ini begitu mengesankan ya Pak, semoga Ibu bisa konsisten menulis tiap hari di blog", ucapku.

"Tetap semangat Bu, sepanjang hayat dikandung badan", jawab suamiku memberikan motivasi.

Komentar

  1. Balasan
    1. Sambil nyari dikamus Bun ,sebenarnya itu komentar saya di blog yang bu Nani share jadi saya salin buat kenang kenangan he he he ,biarpun gak nyambung .

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Bu Sri motivasinya semoga menjadi ladang amal

      Hapus
  3. Resumenya sll mantull sahabatquhh, semangat 1 pertemuan lagi Bu Ay... 👍🌻✊⭐🥇

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sahabat sejatiku yg cantik dan baik hati, semoga motivasinya menjadi ladang amal

      Hapus

Posting Komentar