PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI (Pertemuan Ke-6, Gelombang 23 & 24) "Menulis Buku dari Karya Ilmiah"

 "Dikala cahya senja kemerah- merahan, bertiup  angin basah merasuk  ke sukma, kurenungkan malam, kusuma sanjungan asmara hatiku selagi rindu, merindukan kasih dara suci, ingin bersama bahagia" terdengar suara dari rekaman video di HP saat suamiku menyanyi di acara pernikahan putra Kepala Sekolahku.

Sementara kubuka  laptop dan kusimak materi dari narasumber  Pelatihan Belajar Menulis  gelombang 24 pertemuan 6. Tiba - tiba pintu dibuka "Assalamualaikum" ucap suamiku.

"Waalaikumusalam, Bapak mau wudhu dulu kan, Ibu buatkan teh manis dulu ya" jawabku sambil beranjak  ke dapur.

Beberapa  saat kemudian aku kembali duduk menyimak materi.

"Pak.. silahkan diminum tehnya sembari nunggu resume materi hari ini", ucapku .

"Siap 86" jawabnya.


 Narasumber        : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator            : Raliyanti

Jum'at, 28 Januari 2022

“Narasumber pada malam hari ini, merupakan seorang Guru IPA di SMPN 8. Selain mengajar, Beliau aktif menulis dan tergabung dalam Komunitas Sejuta Guru Ngeblog Semarang. Banyak prestari yang diperoleh oleh Belia, salah satunya menjadi Ambassador Penerbit Innovasi Publishing. Bahkan banyak juga karya beliau yang sudah dipublikasikan hingga mencapai 25 Buku. Tidak hanya itu, Beliau juga sempat diundang menjadi Narasumber dalam kegiatan profesional, seperti pada malam hari ini Beliau mengajak kita Menulis dari Karya Ilmiah lohhh Pak. Simak ya Pak, biar Ibu jelaskan terlebih dahulu sambil membaca materi dari Beliau” ucapku menjelaskan.

Suamiku hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil mengangkat kedua jempol tangannya.

Menulis buku dari karya ilmiah, mungkin bagi sebagian orang hal tersebut merupakan hal yang jarang terpikirkan. Namun Narasumber kita kali ini mengajak bahkan berbagi ilmu mengenai ide menulis buku dari karya ilmiah. Tuntutan bagi seseorang yang menduduki bangku universitas pasti tidak asing dengan yang namanya Skripsi dan Tesis. Hal tersebut menjadi penilaian akhir untuk bahan pertimbangan lulus. Namun kekurangan dari hal tersebut adalah menumpuknya bukti fisik skripsi dan tesis di Perpustakaan Universitas yang bahkan jarang orang membacanya.

Nah Beliau mengajarkan, bagaimana agar hasil tulisan kita dapat dibaca oleh khalayak umum. Banyak sekali manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, antara lain.

A. Dibaca oleh masyarakat awam

B. Dapat diperjualbelikan

C. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit.

D. Jika buku kita banyak yang baca dan beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang.

E. Membagi ilmu kepada khalayak umum.


Beliau bahkan memaparkan cara konversi KTI menjadi buku, diantaranya:

1. Mengubah judul. Jika judul dalam KTI kita menggunakan bahasa ilmiah, lebih baik diubah menjadi judul yang dapat dipahami dan mudah dimengerti tanpa mengurangi arti dari judul sebelumnya.

2. Mengubah daftar isi. Jika karya ilmiah terdiri dari pendahuluan, landasan teori, hasil, pembahasan dan penutupan. Ketika kita ubah menjadi buku, otomatis kita juga harus mengikuti panduan seperti 2W + 1H (Why, What and How).

3. Mengembangkan materi.

4. Berikan pengetahuan baru mengenai isu sekarang.

5. Hasil yang ditulis hanya data penelitian yang penting.

6. Sesuaikan gaya bahasa dan karakter kita sebagai penulis.

7. Sertakan daftar pustaka yang resmi, usahakan hindari copy paste dari blog.

8. Hindari plagiarisme.

9. Font, margin dan lain-lain sesuaikan dengan aturan penerbit.

Setiap genre buku yang ditulis oleh setiap penulis baik fiksi maupun non fiksi, pasti memiliki pembacanya tersendiri meskipun berbeda jumlah pembacanya. memang setiap penulis sudah harus memiliki niat, komitmen dan tujuan kita menulis. Setiap penulis sudah pasti memiliki tujuan yang sama, supaya memiliki pembaca, berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman dan lain sebagainya.

"Ada yang menanya Pak, salah satu peserta pada malam ini, bagaimana jika Karya Ilmiah yang ingin kita Konversi menjadi buku, statusnya sudah 5 tahun lebih" kataku sambil menoleh ke arah suamiku

"Wahh bagaimana tuh Bu? Apakah ada kriteria khusus atau untuk yang lebih dari 5 tahun tidak bisa Bu?" tanya suamiku.

"Ternyata boleh dan bisa Pak, tergantung dari diri kita bagaimana cara, ide, pemikiran dan isi pembahasan yang kita tulis 5 tahun yang lalu, kita kaitkan dengan isu sekarang dan mengambil referensi yang terbaru/ ter-update pada saat ini. Bahkan gaya bahasa yang kita gunakan, usahakan mencerminkan karakter dan ciri khas kita sebagai penulis Pak" jawabku menjelaskan.

"Wah tidak terasa ya Bu, pembelajaran kali ini bagus sekali. Belum pernah ada seorang penulis yang mengubah Karya Ilmiah menjadi buku Bu" ucap suamiku kagum.

"Iya Alhamdulillah pembelajaran kali ini bisa membuat orang-orang yang beranggapan bahwa menulis itu sulit apalagi untuk menemukan ide. Ternyata Narasumber kali ini menjawab keraguan itu ya Pak. Sudah malam Pak, Ibu melanjutkan dulu mengetiknya. Bapak duluan saja kalau mau tidur" ucapku terkekeh.

Narasumber kali ini sungguh luar biasa, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Memang benar ide dan pemikiran bisa didapatkan dari mana saja bahkan dari hal tidak terduga sekalipun, tergantung si penulis ingin mengungkapkannya dengan cara seperti apa dan bagaimana.

Komentar

  1. Buat resume sambil ditunggui pasti lebih semangat ya,Bu. Informatif sekali berbalut bahasa yang cair...mantap, Bun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru saya selalu menanti tulisan Bunda Susi ,puisinya membuat hati dan pikiranku melayang he he he .selalu kangen dan penasaran tulisan Bunda

      Hapus
  2. Kata-kata pembuka yang sangat luar biasa sehingga saya terbawa suasana dan akhirnya saya mengalir mengikuti jejak langkah tulisan hebat ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Sahril motivasinya semoga menjadi ladang amal buat Pak Sahril

      Hapus
  3. Keren, menjadi ciri has bunda resume dicerpenken

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Ibu ketua yang baik hati dan tidak sombong

      Hapus
  4. Ada satu narasumber yang membuat resume dengan cerpen, ternyata beliau sekarang punya saingan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Bunda Ovi yang baik banget

      Hapus
  5. Dengan ciri khas nya bunda. Resume tapi di aplikasikan berupa cerpen gitu. Bagus bubdaa.. Pertahankan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Bunda Yandri motivasinya

      Hapus
    2. https://yandrinovitasari.blogspot.com/2022/01/menyulap-karya-ilmiah-menjadi-sebuah.html?m=1

      Smoga berkenaan singgah bu 🙏

      Hapus
  6. Teruslah menulis agar orang lain mengenal siapa dirimu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Om Jay sudah berkenan memberikan komentar tulisan saya ,terima kasih banyak ,Om Jay

      Hapus
  7. Singkat, padat, dalam cerpen indah Bu.. Semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas motivasinya Bunda Menik

      Hapus
  8. Selalu keren, trus semangat Bu Ay, ditunggu resume2 berikutnya 👍😘✊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Reni ,yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi kepadaku

      Hapus
  9. Dari tulisan Bunda, saya sangat salut dengan keharmonisan Bunda dengan Bapak di rumah

    BalasHapus
  10. Resume nya lengkap dan berkualitas.
    Saya belajar nih dari tulisan bunda. Terus berkarya bun.

    Salam Literasi 👍👍

    BalasHapus
  11. Terima kasih banyak Pak Zaki,Salam literasi

    BalasHapus

Posting Komentar