PERTEMUAN KE-21. GELOMBANG 23 & 24. PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI. Dengan Tema "Menjadi Penulis Buku Mayor"

"Nun jauh di sana, di lembah tanah airku, melambai bunga sekuntum, berseri mewangi menghiasi ibu, air mataku titik berlinang, dusunku terkenang-kenang, hasratku ingin segera kembali pulang, ke pangkuan Ibundaku sayang", Aku bersenandung untuk mengobati rasa rinduku kepada kampung halaman. 

"Bu ... kita sudah dua tahun lebih belum pulang kampung ya, Bapak juga kangen kampung halaman, kepingin jalan-jalan ke gunung, ke laut kan ada terapi air garam Bu", ucap suamiku. 

"Bahagia sekali ya Pak bisa menikmati keindahan alam yang masih asri , kapan kita akan pulang kampung Pak", tanyaku .

"Akhir bulan Juni saja Bu, semoga kita sehat dan Ibu juga libur", Jawab suamiku.

"Aamiin semoga Allah mengabulkan doa kita Pak", ucapku.

"Pak .. Ibu menyimak materi Pelatihan Belajar Menulis Pertemuan ke 21 ya ", ucapku.

"Bapak temani ya biar semangat membuat resumenya", jawabnya. 

Akupun mulai menyimak materi dari narasumber hebat hari ini.


Narasumber pada malam hari ini Jum'at, 04 Maret 2022 ialah Bapak Joko Irawan Mumpuni. Dan dimoderatori oleh Ibu Widya Setianingsih. Dengan menyongsong tema "Menjadi Penulis Buku Mayor". Beliau merupakan seorang Direktur penerbitan  ANDI Yogyakarta. Beliau sudah hampir 20 tahun menghidupi dunia penerbitan, penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia membuat Beliau selalu bersemangat jika diajak berdiskusi seputaran penerbitan dan penulisan buku.


Apa sih yang membedakan antara Penerbit Mayor dengan Penerbit Minor (Penerbit Indie)?

Menurut Beliau sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Terdapat ribuan penerbit di Indonesia namun yang telah disebut sebagai penerbit mayor hanya sedikit bisa dihitung dan Penerbit ANDI merupakan salah satu Penerbit Mayor.

Kenapa sih lebih banyak yang merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor?

Dikarenakan naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, Sumber Daya Manusia juag jaringan pemasaran yang lebih luas. Namun untuk masuk ke dunia Penerbit Mayor tidaklah mudah harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat ketat.

Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti ini kitas sebut dengan Pnerbit Indie.

Nah berikut tingkatan-tingkatan penulisan.

Berikut skema mengenai siklus dari penulis hingga menjadi buku.

Penyebab literasi di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Yang ditolak oleh penerbit hanya nasakah Yang Temanya tidak Populer & Penulisnya juga Tidak Populer.  Nah kita bisa melihat bahkan mencari tema apa yang populer dengan Google Trend atau melihat lingkungan masyarakat yang sedang trending saat ini. 

Untuk selanjutnya Bagaimana Penerbit cara mengecek apakah penulis tersebut Populer? 
Jawabannya ialah Penerbit akan melacak profil penulis dari berbagai sumber: 
a. Berapa banyak teman atau pengikut di sosial media.
b. Seberapa aktif digrup-grup yang diikuti akan lebih baik. Apalagi jika penulis merupakan admin grup dengan jumlah anggota ratusan ribu.
c. Apakah penulis ini punya blog sendiri dan seberapa aktif dan bagaimana repon pembacanya. 
d. Google Scholar adalah yang paling dicermati oleh Penertbit.

Pada umumnya penerbit memakai gaya selingkung semua yang ada didunia, termasuk penerbit ANDI.

Apa sih yang harus diperhatikan penulis, jika ingin menerbitkan karya. Apakah ada kriteria khusus atau tertentu?
INI JAWABANNYA!



Banyak sekali pertanyaan yang sering muncul, adakah minimum halaman dalam menerbitkan buku? 
Tentu saja semua sudah terdapat minumum halaman. Jika Penerbit ANDI yaitu 60 halaman. Namun pada umunya akan dapat menjadi buku yang layak diterbitkan maka jumlah halaman minimal ketikan stardart layout WORD yaitu 150 halaman.

Kriteria Penerbit ANDI untuk Fiksi sangat simple 
1.Tidak mengandung pertentang isu SARA .
2.Tidak mengandung pornografi.
3.Tidak berpolitik praktis.
4.Penulisnya punya pertemanan/ jaringan yang luas.

Penulis yang sudah memiliki nama dan pangsa pasar sendiri, sudah pasti akan di lamar oleh beberapa penerbit mayor. 

"Jangan pantang menyerah dengan hasil tulisan kita. Apapun karya kita, itu sudah termasuk mengukir nama kita di dunia penerbitan".

"Kalau sudah ngantuk Bapak istirahat  saja , tidak usah menunggu cerita resume karena Bapak kan sudah ikut menyimak materinya", ucapku.

"Ibu tahu saja mata Bapak sudah 5 watt ", jawab suamiku sambil tertawa.

Komentar

  1. Ayo lebih semangat ,buku solo menanti di buat

    BalasHapus
  2. Keren selalu masuk urutan atas . Tangga menuju mayor sudah mulai terbuka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Sekjen yang cantik dan baik hati

      Hapus
  3. Kereen bunda, semangatnya patut diacungi 2 jempol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya Bu Ketua yang cantik dan baik hati

      Hapus
  4. Bagus bangat kata pembukanya bunda. .

    BalasHapus
  5. Luar biasa ... Tulisannya runtun banget

    BalasHapus
  6. Drhat dan rukun yan bunda... Aiih co cweet🥰🥰🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bunda widya sudah berkenan memberikan apresiasi kepada saya dan teman grup belajar menulis gelombang 24,semoga barokah selalu

      Hapus
  7. Bundaa...dalam resume bisa melihat cerminan keluarga panutan😍😍

    BalasHapus
  8. Saya setuju Bu Rini, kangen selalu pokoknya Bu Maryati. Resumenya juga semakin keren, lengkap, sarat informatif...putaran ke dua pula...keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda Susi manis ,saya kangen puisinya Bun

      Hapus
  9. Mantap ... Punya suporter setia untuk menulis ...

    BalasHapus
  10. Apik tenan lan sae saestu...
    Mantap...

    BalasHapus
  11. Keren, terasa ringan dan ngalir, Bund.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar